Rabu, 22 April 2009

Senang dan Susah Menjadi Kibordis…

Memang, tidak dapat kita pungkiri, kalau yang namanya menjalani suatu profesi itu, harus ada yang namanya suka dan duka disaat kita menjalani profesi tersebut, meskipun kita menyukai profesi yang sedang kita jalani. Dan, sepertinya memang begitulah keadaannya. Hidup itu memang tidak selamanya diliputi suka melulu, melainkan juga ada duka yang harus kita terima…

Oke, langsung saja. Dalam tulisan ini, saya mau mengeluarkan segala unek-unek dan hal-hal lainnya yang ada dalam kepala saya yaitu tentang profesi yang saya geluti selain sebagai seorang pelajar biasa, yaitu sebagai pemain kibor atau biasanya disebut kibordis. Biasanya, saya bermain kibor dalam satu band, dan tidak terlalu biasa untuk bermain sendiri seperti yang dapat dilihat diberbagai kafe ataupun restoran. Tapi sekarang saya sedang tidak punya band karena saya sudah mengundurkan diri dari band saya yang sebelumnya.

Nah, sekarang apa saja sih sebenarnya suka dan duka jadi kibordis atau pemain kibor?


Sukanya begini…
Ketika lagi manggung diberi tepuk tangan oleh penonton, dan penonton yang ada pun menjadi senang dan terhibur setelah melihat dan mendengar bagaimana kita bermain musik. Juga, ketika kita mendapat job untuk bermain musik dan syukur juga jika kita dibayar. Lalu, ketika susasana hati atau mood kita sedang baik, dan otomatis kita akan mendapat banyak inspirasi untuk bermain musik dan kita menjadi bersemangat untuk bermain musik. Apalagi jika dengan bermain musik ini, bisa dijadikan sebagai mata pencaharian kita sendiri, dan syukur kita bisa menjadi dikenal orang banyak dengan bermain musik…

Dan dukanya adalah begini….
Listrik mati ketika sedang bermain musik, baik sendirian, bersama teman-teman, maupun sedang pentas dan itu benar-benar membuat kecewa. Apalagi jika dalam waktu yang lama, PR yang diberikan dari sekolah pun jadi sulit untuk dikerjakan. Dan jika besoknya ada ulangan, benar-benar gawat jadinya. Selanjutnya, jika job atau tawaran bermain musik alias untuk manggung tidak menghampiri, sama seperti keadaan saya sekarang ini. Selain itu situasi yang kurang baik yang saya hadapi sekarang adalah bingung bagaimana hendak membuat sebuah band dan membuat band itu menjadi sukses, karena sebentar lagi saya akan naik ke kelas tiga dan menghadapi UN. Setelah itu, saya akan keluar kota. Lalu masalah transportasi untuk membawa kibor yang bisa dibilang berat, apalagi kalau hanya menggunakan sepeda motor, syukur apabila cuaca sedang bagus, jika cuaca sedang tidak bagus tidak bisa dibayangkan betapa susahnya.
Yang paling membuat saya menjadi down adalah keluar dari band. Mau keluar atas kemauan sendiri, atau karena dipecat, sama saja sakitnya…

Dan yang pastinya, kata orang kita harus berusaha untuk menggapai cita-cita kita sendiri

Oh, ya ada satu lagi hal yang ingin saya tulis dalam tulisan saya ini…

Ketika saya sedang down dalam bermain musik, akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari band atas kehendak saya sendiri. Maksud saya, saya ingin mencari bidang lain yang mungkin lebih cocok dengan saya. Setelah itu, akhirnya saya mencoba beberapa bidang yang lainnya selain bermain musik. Dan setelah saya mencoba, akhirnya saya tidak bisa dan tidak berhasil. Semuanya tidak membuahkan apa-apa…

Dan, kesimpulan yang saya dapatkan adalah...

Kita harus mengembangkan potensi yang kita miliki meskipun kita menghadapi berbagai rintangan. Justru disaat itulah kita harus belajar untuk tetap berdiri tegak, meskipun rasanya sangat sulit. Ini juga dapat menjadi pelajaran bagi saya sendiri.

Dan salah satu guru saya pernah mengatakan bahwa semuanya itu harus dibiarkan mengalir dan dibawa santai. Katanya kalau kebanyakan dipikirkan, ntar bisa jadi gila, kan gawat…

Sepertinya itu saja yang dapat saya tuangkan di blog saya…
Yang sudah terlantar selama setahun…
Dan juga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun, apalagi yang sudah lebih senior dari saya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih…

Selengkapnya...